Sunday, February 12, 2012

Pamer VS Sharing

Kedua kata ini sebenernya artinya mepet bukan dari segi harfiah tp dari segi penerapan. Contoh:
"Aku baru punya mobil baru loh, Mercedes terbaru, suamiku baru dapet bonus" VS "Akhirnya punya mobil juga setelah sekian lama, mudah2an bermanfaat". Intinya sama sama memberi tahu punya mobil baru, tapi detil dan penyampaiannya yg membedakan.

Kalo aku pribadi suka jengah sama orang-orang di social network yang merasa sharing padahal buat aku yang denger terdengar pamer. Sharing seharusnya tidak berlebihan dan bersifat informatif yang mungkin berguna jika orang lain tau. Tentunya penyampaiannya pun harus tepat supaya tidak berkesan sok tau yang jadinya bikin terkesan pamer juga. Sulit memang ya memuaskan semua pihak. Kalo kata orang-orang, niat baik kok tetap tergantung persepsi orang yang menerima, aku kan juga punya hak di dunia ini.

Menurut aku lagi, justru karena kita tidak bisa menerka nerka reaksi orang yang menerima kita harus lebih hati-hati. Misalnya kita tidak bisa berharap semua orang menerima apa yang kita sampaikan dengan baik. COntoh: kita pakai bikini ke pantai tujuannya baik, suntanning. Kita tidak bisa mengatur persepsi orang yang melihat kita pakai bikini. Gak bisa juga kita bilang, ah itu sih gimana otak orang yang melihat. Itu dia yg tidak bisa kita atur.. Lantas kalo terjadi apa-apa kita bisa menyalahkan isi otak orang yg melihat?

Sama seperti status FB ato twitter, kecuali kita yakin dan kenal betul smua teman kita dan follower kita ada baiknya semuanya dipikirkan ulang sebelum dikirim. Terutama yang menyangkut sharing. Sharing seperti, "Duh akhirnya kebeli juga tas seharga 5juta rupiah yang sudah lama diimpikan" sepertinya tidak perlu ya. Karena tidak ada faedahnya bagi orang yang membaca. Kalau mau menginfokan ke teman dekat sih ya gak apa apa.

Sekali lagi, mindset bahwa apa yang mau kukatakan di blog/FB/twitter terserah gw sepertinya harus dipikir ulang lagi. Dulu interaksi sosial selalu lewat kata2 dari mulut, ato bertatap muka. Dari situlah adab berkomunikasi terbentuk. Sekarang coba kutanya, lebih banyak mana ketemu teman via chatting atau via tatap muka setiap harinya? Jadi adab komunikasi juga tetap harus dijaga.

Bagi teman-teman yang seperti saya, jengah dengan yang sosial interaksi pamer yang mengatasnamakan sharing ada baiknya menjaga mata. Semua yang tidak baik anggap saja tidak pernah ada, alias lewatin aja gitu daripada nambah dosa. Ignorance is bliss darling :D

No comments: