Tuesday, March 17, 2009

Bapak/Ibu Parpol, saya mau protes

Dengan segala hormat,

Bapak ibu pengurus partai politik, saya sebagai WNI yg tidak tinggal di Indonesia sejujurnya awalnya cukup bersemangat dan tergelitik utk melihat akan jadi seperti apakah PEMILU kali ini. Akankah jadi PEMILU yg lbh baik dr thn2 seblmnya? Lagipula toh kita sudah berpuluh2 thn melakukannya.

Saya terus terang hanya mengikuti berita dari koran, salah satu koran di Indonesia yg menyediakan versi epaper. Kok saya jadi kecewa ya? Iklan2 yg ditampilkan tidak menunjukkan jiwa yg bersih dan siap bermusyawarah. Iklan2 itu hanya menunjukkan manusia2 yg haus kekuasaan, yg siap menjatuhkan siapapun yg menghadang jalannya demi mencapai tahta.

Apa sih pak, bu yg terjadi sebenarnya? Apa sih yg mendorong anda2 sekalian memilih iklan2 seperti itu untuk mencerminkan visi misi anda? Apa sih keuntungan anda dengan menjelek2kan partai lain? Terlepas dari ijin KPU utk berkampanye menjelek2an asal ada fakta, saya tetap berpendapat itu kurang etis. Yang membuat saya makin kecewa, hampir smua parpol memakai metode yg sama. Wallahu alam.. Mau dibawa kemana negara kita, jika yg membangun adalah manusia2 yg senang menuding2 kejelekan org lain?

Bapak ibu sekalian yg terhormat, anda2 sekalian ini adalah yg orang2 berpendidikan yg diberi amanah oleh rakyat. Mewakili mereka dan menjadi mata telinga pikiran serta mulut mereka di kursi rakyat. Anda2 sekalian ini adalah orang2 yg memiliki kesempatan dan pengetahuan lebih dari mereka berarti anda memiliki kewajiban utk menyapih mereka. Bukan berarti anda harus menjadi mereka. Tugas anda adalah memberi contoh yg baik, bukan mewakili mereka dengan bertindak seperti mereka. Mereka itu orang kecil, orang yang hanya ingin hidup mereka lebih baik, dan mereka tidak mengetahui adanya hal yg lbh penting daripada itu.

Bapak ibu Parpol, saya benar2 memprotes PEMILU kali ini. Iklan2 yg anda pampang seakan menelanjangi moral bangsa ini. Anda kira anda menelanjangi para tertuduh, tapi sebenarnya anda menelanjangi diri anda sendiri. Sejujurnya saya tidak akan memilih org2 yg hanya bisa menuding dan menjelek2an orang lain.

Bapak ibu Parpol, saya yakin banyak diantara anda yg berpendidikan.. Banyak pula yg berasal dr keluarga miskin. Apa sih pak, bu, cita2 anda dulu? Apa sih yg dulu ortu anda inginkan? Kehidupan yg lbh baik, harga yg lbh murah... ANda2 ini tahu kan apa yg diperlukan utk semua itu?

Pemerintah yg solid.. pemerintah yg pny visi dan misi jauh, pemerintah yg bisa menentukan arah kemana negara ini akan dibawa, pemerintah yg tidak hanya berjanji, namun pemerintah yg berusaha keras mewujudkannya. Apakah dengan menjelek2an ini anda2 sekalian bersikap adil? Hanya menilai dari hasil akhir?

Jika memang begitu, anda2 sekalian tidak pantas membawa suara kami ke kursi rakyat. Sekalian hancurkan saja negara ini lalu kita bangun lg dari awal.

Sekian

Friends and Acquaintances

Truthfully, I never really consider myself as the one with so many friends. Because I really don't feel so. Even now those whom I call friends I can count in small numbers..

I really underestimated this world. I never thought those who knew me from a long time ago, those who were close to me when I was here and there would still remember me.
I invited almost everyone on my contact list in Facebook to attend my wedding. Overall I invited around 300++ people. I thought should not be a problem.. those who are not very close to me won't even bother to attend.

Alhamdulillah.. up till now.. the ones confirming to come are 100+. Some people just click2 and sure there's no guarantee that they will show up on the actual day. But really, I'm touched. So many people are willing to come. Even those I have never met, those whom I'm not very close to, those who were close to me a loooong time ago, those who are my friends' friends, those who sometimes I took the time to talk to.. They all felt they are obliged to come..

I never knew that so many people remembers me and cherishes me. When people love you, means you have been doing good in your life. Then suddenly I feel glad that I am truly blessed. I hope my wedding will be the reunion of so many of my old friends, the meeting of new people, and will surely be the day when I marry my bestfriend being blessed by so many of my friends.

So please do come people.. No matter where I know you, when, or how. :D

Thursday, March 12, 2009

Pahala dan Uang

Seandainya dari setiap pahala yg kita dapat membuahkan uang, saya yakin smua orang akan berlomba2 mencari pahala.. Seandainya pahala bisa dibelanjakan, saya yakin semua orang juga akan semangat mencari pahala. Kenapa saya bilang begitu? Karena banyak orang yg punya alasan klise...

" Saya mau jadi guru, pahalanya banyak, dan semua jg tahu ilmu yg diajarkan adalah pahala yg tidak akan terputus.. namun jadi guru di Indonesia gimana mau hidup?"
" Saya senang jadi pegawai negeri, mengabdikan diri untuk rakyat, namun hanya mengandalkan uang segitu untuk hidup ga cukup utk saya dan keluarga saya hidup"
" Susah ya jaman sekarang, mau jadi orang lurus biasanya ga pny duit, hari gini mesti siap2 berwajah abu2 deeh"

Saya tidak tahu kenapa Tuhan menjadikan pahala tak berbentuk dan tak dapat dihitung, mungkin karena ada faktor keikhlasan yg kadarnya sangat relatif dan tidak terhitung pula. Saya sendiri juga bukanlah manusia2 yg tidak mengalami kebimbangan2 di atas.. Saya justru menulisnya karena terkadang pikiran2 seperti itu terbersit di pikiran saya. Menurut saya manusiawi sekali bukan memiliki kebimbangan seperti itu.. Justru jika kita masih bimbang tentang hal2 seperti itu berarti kita masih punya hati nurani to do the right thing by the eyes of God.

Namun saya rasa, kadang kita harus memilih, mana yg membuat kita lebih bahagia... Hidup dalam keserba cukupan tidak lebih tidak kurang, melakukan hal2 yg kita suka, dibayar ataupun tidak dibayar, atau hidup bergelimpang harta, berwajah abu2 dan jika kita beruntung, menyukai apa yg kita lakukan.

Pahala saya rasa ada tidak utk diukur dengan materi, namun utk diukur oleh hati...

Pentingnya Amanah

Semakin gw beranjak dewasa gw makin menyadari.. hablumminannas itu sepenting habluminallah.. Dipercaya sesama manusia itu sepenting menjaga janji kepada Allah..

Sebagai manusia, gw sering dikecewakan dan mungkin jg mengecewakan banyak orang karena gw ga pegang janji ato menunda2 pekerjaan yg gw udh janjiin bakal selesai. Tapi emang paling berasa kalo orang yg udah lo percaya segenap raga dan jiwa lo bakal bisa lo percaya ternyata malah ga bisa pegang amanah lo.

Tentunya gw pribadi jg pada dasarnya ga suka nyusahin orang lain... Tapi utk kasus yg satu ini sblm gw minta tolong pun.. gw udh nanya, " bener bisa? ga ngerepotin? ga sibuk? ga mengganggu". Enggaaaa... santailaahhh.. gw percaya. Itu mungkin kebodohan manusia, GW PERCAYA.

Tapi kebodohan manusia itu akan menjadi pahala kalau si orang yg dipercaya menunaikan amanahnya dengan baik. Unfortunately, I was disappointed. MEskipun gw orang yg selalu memberi second chances (note: chances.. i gave a few SECOND chances) tapi gw sendiri bahkan ga yakin akan bisa memberikan amanah pada orang ini lagi.

Dikecewakan oleh orang yg kita tau akan mengecewakan tidak sesakit dikecewakan oleh orang yg kita percaya sepenuh hati. Alangkah baiknya jika kita semua adalah orang2 yg dipercaya semua orang.. dan kita adalah orang2 yg bisa memegang amanah kita. Kadang memenuhi amanah berarti sedikit mengurangi kepentingan diri sendiri.. namun janji tetap janji. Ketika kita berkata, "InsyaAllah saya bisa, kecuali ada hal2 yg benar2 tidak bisa saya tinggalkan" itu adalah amanah yg harus ditepati.

Sepenting itu lah memegang amanah hablumminannas, sepenting memegang amanah habluminallah..