Akhir-akhir ini hidup saya dipenuhi banyak pelajaran tentang tawakal. Bagaimana kita manusia hanya bisa berusaha semampu mungkin tetapi tetap Allah yang menentukan. Beberapa minggu lalu saya pernah menulis tentang om saya yang mengidap lymphoma itu. Minggu lalu kami menjenguk beliau. Beliau nampak jauh lebih sehat dan kuat. Beliau bercerita tentang perawatan kemo 2x yang sudah dijalaninya beserta efek sampingnya.
Sehabis kemoterapi biasanya kondisinya akan membaik dalam seminggu pertama, namun memasuki hari ke 10-14 demam itu datang lagi. Pada dasarnya kemoterapi bertujuan membunuhi semua sel dalam tubuh. TIdak pandang bulu baik ato jahat. Sehingga sel darah putih kita yang baik itupun terbunuhi. Otomatis badan kita pun jatuh tanpa perlindungan. Beliau sudah melakukan segala cara agar badannya ketika sel darah putih terbunuhi tidak mudah terinfeksi bakteri atau virus. Sedikit sulit memang karena sel darah putih kita lah departemen pertahanan kita.
Beliau bingung, makanan bergizi dilahap, mengisolasi diri sudah namun masuk hari ke 10-14 pasca kemoterapi namun demam tetap datang lagi dan lagi.
Tawakal, easier said than done. Kita manusia kadang cenderung menggantungkan diri pada kemampuan sendiri dan orang ahli lainnya. Namun banyak hal di dunia ini yang berada diluar kemampuan kita. Kadang kita merasa sudah mencoba semaksimal mungkin namun hasilnya tidak sesuai seperti yang kita inginkan. Semua kemungkinan sudah dicoba namun teori tidak berhasil. Ini saatnya tawakal.
Kita sakit, meski sudah berusaha hidup sehat terkadang adalah ujian dari Allah. Ada orang sehat terus padahal pola hidup kacau balau bukan berarti Allah menyayanginya mungkin, tapi itu adalah ujian dalam bentuk lain baginya.
Kadang kita terlalu mengkuatirkan sesuatu yang akan terjadi. Semua ketakutan yang ada di belakang kepala kita terkadang menjadi momok yang mengerikan. Kita jadi stress karena hal yang bahkan belum pasti akan terjadi.
Saya sedang belajar tawakal. Saya sedang belajar untuk berusaha tanpa memikirkan dampak negatif dan positifnya. Saya sedang belajar untuk tidak terlalu memikirkan hal-hal yang tidak pasti. Saya sedang berusaha merencanakan masa depan namun tidak memaksakan. Masa depan kita yang bentuk tapi rahasianya tetap di tangan Allah.
Mudah-mudahan jika saya diberi umur panjang, saya bisa jadi manusia yang bertawakal sampai tua nanti.
No comments:
Post a Comment