Terkadang kita merasa iri, cemburu, bahkan tidak terima melihat orang yang menurut kita brengsek mungkin, menerima sesuatu yang sangat bagus.
Misalnya mantan pacar. Brengsek banget, terus putus... Terus tiba2 dapet kabar dia mau kawin sm perempuan cantik, tajir, dan baik. Lalu katanya dia sudah "tobat". Meminta maaf pada kita pun tak pernah. Rasanya tidak adil bukan? Terus jadi cemburu..
Rasa iri dan cemburu itu mungkin bukan karena kita masih cinta ato kita masih benci karena hal-hal di masa lampau. Kita marah karena bukan kita orang yg telah membuat dia bertobat. Bukan karena kita dia tidak brengsek lagi. Kenapa dulu sama kita dia brengsek???
Hidayah diberikan Allah melalui orang2 yang tepat. Orang2 yang tidak punya niat dan pretensi apa-apa sebelumnya. Orang2 yang mungkin dengan ikhlas dan tanpa sadar melakukannya. Lalu kenapa hidayah tidak datang melalui kita? Jika kita mempertanyakan hal inipun, bukankah kita akan termasuk orang2 yang tidak beriman? Karena kita meragukan rukun iman ke6, Beriman kepada Qadha dan Qadar. Memang bukan takdir kitalah utk mendapatkan hidayah itu. Na'udzu billahi min dzalik.
Aku tidak mau jadi orang seperti itu. Dan seperti mantan suami Yelena di buku Bumi Cinta, aku akan berkata, "sungguh Allah memberi hidayahnya kepada orang2 yg Dia kehendaki, dan semoga engkau istiqamah di dalamnya". Karena sesungguhnya Allah menyukai doa yg baik daripada doa yang menghujat dan mengharapkan keburukan.
Dan wahai seseorang yang menikah hari ini, aku ucapkan Selamat dari dasar hatiku yang paling dalam, dan semoga Allah menjagamu dan istrimu dalam kebahagiaan yang kekal. Amin Amin Amin.
A'udzu billahi minasy syaithonirrojiiim
1 comment:
O My God, how I love this post. Gue selalu merasa fine2 aja soal masa lalu, tp pas baca bagian: mantan pacar mau kawin, cewenya cakep, katanya udah bertobat tp minta maaf sama kita kok belum, gak nyadar gue nyebut "Siaaalll", saking terasa banget kebenarannya kalimat ini.
Itu juga yg sering jd pertanyaan gue, kenapa gue yg (ngerasanya) udah kerja keras dan penuh pengorbanan tp kok gak membawa perubahan apa2 ke si "dia". Sepertinya memang istiqomahnya kurang ikhlas waktu itu, terlalu mengharap imbalan.
Thanks alot for sharing this thought of yours. My inspiration of the day.
Btw, lagi bloghopping, first time reading this blog, will surely come again here.
Rika
Post a Comment