Ayah saya bercerita, orang2 yg dirawat disitu bukanlah orang2 yg bodoh ato miskin ato terlantar. Mereka justru orang2 pintar. Ada yg pengacara, sarjana hukum, dll. Mengalami gangguan jiwa juga bukan berarti mereka tidak perlu disayangi, mereka justru sangat membutuhkan perhatian. Memasukkan mereka ke sanatorium bukan berarti menyerahkan mereka sepenuhnya utk diurus, namun utk memberi mereka kesempatan utk memulihkan diri.
Beberapa tahun yg lalu, saya jg pernah kemari, kasusnya wkt itu lebih berat. Ketika menjenguk sang relasi, ada seorang ibu2 yg mendatangi kami dan mengajak ngobrol. Beliau adalah teman sekamar sang relasi. Sekilasan beliau tampak normal, bercerita pun dengan nada yg sangat normal. Namun seiring dengan pembicaraan, terlihat bahwa orang itu memang berbeda. Dia berbicara rubbish.. Ngalor ngidul ga jelas juntrungannya. Saya ingat ketika itu beliau tiba2 menangis sewaktu mengatakan, "relasi anda ini sangat beruntung, masih bnyk keluarganya yg menjenguk, saya udah berbulan2 ditelantarkan keluarga saya, ga pernah dijenguk, saya dibuang. Bukan cm saya, di tmpt ini bnyk yg nasibnya seperti saya". Saya kurang tahu apakah ibu ini berlebihan atau tidak. Karena orang2 seperti ini terkadang terlalu sedih, berpikir yg tidak2 bahkan negatif. Namun saya percaya orang2 seperti ini punya perasaan, mereka blm hilang akal dan masih pny rasa.
Saya terkadang merasa malu karena saya masih merasa takut dan defensif menghadapi orang2 ini. Padahal saya berharap orang2 memperlakukan relasi saya seperti manusia biasa yg sedikit berbeda. Namun sepertinya itu reaksi yg amat sangat manusiawi. Kita takut menghadapi segala sesuatu yg berbeda. Semua yg tampak "alien" atau tidak normal kita jauhi. Kembali pada pola pikir manusia itu sendiri, semakin luas wawasannya, semakin mudah menerima perbedaan. Semakin sempit wawasannya semakin sempit pula dunianya.
Namun begitu, semakin luas wawasan, semakin sulit menerima kenyataan bahwa ada orang2 yg berpikiran sempit. Kalo kata omnya spiderman (apaan sih?) "with great power, comes great responsibility", with great knowledge, comes great responsibility. Menurut saya, semakin bijaksana seseorang, semakin luas wawasannya, semakin besar kewajibannya utk ikhlas dan bijaksana dalam segala hal. Termasuk menghadapi orang2 ini. Seperti kata rasul yg saya ga inget jg sih persisnya gmn, tp versi gw mah ya, ngapain sih kesel sm orang2 bodoh ato sesat? Mereka begitu karena mereka tidak tahu. Justru mereka patut dikasihani..
Jadi teman, orang yg bijaksana itu adalah orang yg mampu melihat sisi lain dari segala hal. Kalo kata saya sih, sekali2 mesti keluar dari kotak utk bisa melihat segala sesuatu secara utuh. Jangan jd org yg picik yg selalu merasa benar di dlm kotak.
1st september 2008
No comments:
Post a Comment