Monday, November 24, 2008

Lagi Lagi...

Cobaan menikah gw tu bener2 bertubi2 bgtlah. Udh gitu cobaannya bervariasi hahaha.. Dari yg kecil2 kaya sifat2 bram yg gw ga suka sampe yg gede2 berupa resesi ekonomi global. Cuma by now gw udh mulai kebal tampaknya. Ya.. smua mesti dilewatin ajalah kan. Ga ada gunanya jg gw mengeluh2 dan merengek2.

Kemaren kan si resesi ekonomi global ya, yg dipastikan bakal jangka panjang, tp perkiraan gw setidaknya sampe maret 2009, SGD masih akan lbh kuat dr Rupiah. Jadi secara biaya gw harusnya lebih pede InsyaAllah. Nah skrg ada lagi "isu" yg datangnya dari negeri sendiri. Seperti yg udh gw jelaskan sebelum ini yaitu isu NPWP. Semua org di milis indo-sing masih dlm perdebatan. Ada bbrp org di milis ini yg udh berusaha ngisi form ini tp merasa form ini kurang "mewakili" kepentingan kita yg berpenghasilan di Sing tp ga mau dipajak lg di Indo. Efeknya ke gw? Jelas.. pada tahun 2009 gw mesti bolbal Jkt sing sekurang2nya 2x. Januari akhir, sama Maret pas gw nikah. Seandainya gw menolak pny NPWP gw kmgknan besar mesti bayar fiskal sebesar 2.5juta!

Saturday, November 22, 2008

Seminar perpajakan

Saudara saudara sekalian,

Kemarin saya baru menghadiri seminar pajak. Si bapak ngomong dgn bahasa yg berbelit2, mengutip pasal ini dan itu.. Padahal yg saya mau tau cuma satu, kalo saya udh bayar pajak disini, perlukah saya bayar pajak lg di Indonesia. Setelah penjelasan yg amat berbelit2 pula.. dengan mengatakan ada tax treaty, menghindari double taxation blablabla.. It turns out that we do IF we have NPWP. Bukan double taxation, tp istilahnya metode eliminasi.

Contoh kasus:
Jadi misalnya di Sing saya berpenghasilan kotor $2000 sebulan, sebagai foreigner, sm pemerintah SIng dipajak sekian persen, anggaplah dipajak $500 pertahun. Tapi berdasarkan hitungan Indonesia, $2000 x Rp 8000 (kurs skrg) x 12 kan jadinya pendapatan saya sekitar 200juta lah ya.
Nah, di indonesia berlaku sistem pajak progresif, untuk 50juta pertama kena pajak 5%, 15% utk 200juta kedua, 25% utk berikutnya, dst. Jadi kalo pake itungan indonesia, saya kena pajak sekitar 25juta rupiah? Sekitar 3000sgd kalo pake kurs terbaru. Nah, sistem eliminasi mengkreditkan si pajak luar negeri terhadap pajak di Indonesia, jadi 3000sgd - 500sgd =2500 sgd. Jadi sebulan mesti menyisihkan sekitar 200sgd. Gile, buat sewa kamar aja berapa, buat makan idup dll berapa, buat dikirim kerumah berapa. Blm lagi klo pny kluarga. Shocker hah? *%&)@%*%&@))!_$. Dan pendapatan 2000$ itu kecil bgt loh klo disini.. dan saya merasa ga adil aja gitu dipajak lbh gede drpd tempat saya bernaung dan beraktivitas.

Kemaren ada yg blg, pajak itu sebenernya bisa dinilkan kalo kita2 yg kerja di luar negeri. Karena kita kan hidup dgn standar living cost di luar. Cm gw baca disini

http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_docman&Itemid=178

Objek pajak luar negeri adalah penghasilan BRUTO, alias penghasilan sebelum dikurangi macem2. Padahal objek pajak dalam negeri tuh adalah penghasilan NETTO.

Meski begitu, ternyata kita2 para penduduk luar negeri ini bisa minta surat keterangan pajak dari kantor pajak. Kalo disini namanya certificate of tax residence. Kalo kita bekerja di luar negeri, ga punya apa2 di Indonesia, kita dianggap WNA secara pajak. Jd ditjen pajak Indonesia ga berhak menyentuh PPh kita sama sekali. Jika anda memiliki properti di Indonesia, anda bisa aja bikin NPWP buat ngurusin pajak properti anda itu. Namun tetap memegang SKD itu (surat keterangan domisili pajak) utk melindungi penghasilan anda dari perpajakan ekstra.

Saya sedikit tersinggung, karena ketika kami semua protes, sang bapak berkali2 mengatakan, "saya tau semua org ga ada yg mau bayar pajak, sapa sih yg mau?" Loh, bapak ini tidak mengerti ternyata. Saya sih akan membayar pajak jika memang itu kewajiban saya dan saya merasa itu adalah hal yg reasonable, atau saya yakin pajak itu AKAN dipakai utk membangun negara tercinta saya. Pelayanan ditingkatkan, jalan dibenerin, pembangunan terpadu, itu propinsi2 kecil disapih. Jika saya memang harus mengeluarkan dana itu mending saya kasih aja langsung ke propinsi2 kecil yg butuh. Muak saya ngasi duit ke pemerintah pusat terus, nyatanya yg berkembang terus hanya Jakarta.

Mereka kira kita2 yg hidup di luar negeri ini kaya2 semua apa??? Kita juga berjuang utk hidup.. Mungkin jika suatu hari nanti pemerintah Indonesia berhasil "meyakinkan" saya bahwa uang saya akan dipakai utk kebaikan dan saya tidak akan merasa rugi sama sekali mengeluarkan pajak yg relatif besar itu, saya akan lgsg apply buat NPWP..

But not now sir.. sorry

Friday, November 21, 2008

Happiness

"Thank you for the lovely time… hanging out with all of you, I can never feel 51…. How lovely…

All of you shouldn’t have give me the gift vouchers… Really I don’t need anything… I have been blessed with all things already.

Your love and friendship is only what I can take with me when I leave this world… So you have given me a big treasure already"

Wednesday, November 19, 2008

Nama

Kadang wanita tu punya keinginan aneh2 yg ga kepikiran. Kaya contohnya sekarang gw udh nyiapin nama anak laki2 gw. hahaha.. Wallahualam pdhal gw bakal pny anak cowo ato cewe.
Namanya insy bakal jd Turangga Abimanyu. Kedengeran gagah aja gitu.

Kalo abimanyu mah jelas ya, dia mah anaknya arjuna. Yg konon dicintai para dewa, memiliki budi pekerti amat luhur dan lihai dalam berperang. Bijaksana dibawah bimbingan gurunya, Bagawan Abiyasa, dan gagah perkasa dibawah bimbingan ayahnya sendiri, arjuna yg konon amat mempesona dan gagah pula.

Turangga. ternyata artinya kuda. Gw liat di http://www.angkringan.or.id/page.php?id=69 .
Ternyata turangga adalah termasuk 1 dari 5 hal yg dimiliki seorang manusia utk jd sempurna. Dimana kuda itu melambangkan pengendalian diri terhadap segala hawa napsu.

Smoga kiranya beneran gw pny anak cowo, dgn menyandang nama ini akan jd anak yg berani namun dapat mengendalikan dirinya dgn baik. Amiinn

*kawin dulu jii, hamil duluuu hahahaha

Monday, November 17, 2008

Cold Feet

I kept telling my friends that the idea of getting married is compelling before you decided to get married. It is true, the moment you decided to get married everything seems wrong.
Then it is a matter of commitment I think that makes you survive.

Everything comes with a choice. Do it or don't do it. As simple as that. Not to take other people in account of course. Then again, convincing your own self that it is the right thing to do is hard enough.

I happen to have a friend incredibly crazy about this one girl, who finally decided to get married. Then suddenly popped back into my friend's life and says she still loves him. What the???
My other friend said, maybe this girl had just realized that he was her true love.
Sorry, not being sarcastic or anything. But, how do you define true love? The one that makes your heart skips a beat? The one that you cannot forget over all these times? Perhaps. But I find it an outrageous reason. I personally think she just got cold feet.

Despite the facts that this girl barely know the guy, and she said she decided so because her parents wanted her to. Still I think she made her choice already. There's no room for regrets in this kind of thing. The best thing we can do is accept embrace and move on.

I too, sometimes wonder if I can live with this guy, will I be able to love and cherish him for the rest of his life. I too have worries that we might stop loving each other and go our own separate ways. I too have my doubts.
Even so, I try my best to learn to love him again. I try to cherish all the nice things in him. I try to appreciate even a small sacrifice he made for me. I try my best to stop regretting myself and questioning whether this is the right choice or not.

A decision is made and there is no turning back.
I know a storm will end eventually.. By then, we humans must survive thru it all.

Friday, November 14, 2008

Birokrasi Indonesia

Sejujurnya, saya cinta Indonesia. Sungguh. Meski saya mencari rejeki di negara lain, namun saya selalu ingin pulang ke Indonesia. Meski begitu, saya benci birokrasi dan orang2 pemerintahannya. Namun begitu, sepertinya saya mulai mengerti ketika saya pulang kemarin.

Diawali dengan pengurusan KUA. Karena saya tidak menikah di rmh saya sendiri, dan bkn pula di rmh calon suami saya, saya harus mengurus surat2 ini itu, N1, N2, N3, saya hanya bersyukur hitungannya berhenti di 5, dan tidak sampai puluhan (bahkan menurut tmn2 saya di sini, peraturan itu sedikit outrageous. but nvm, I can live with that). Mengurus surat ini sekian puluh ribu, itu sekian puluh ribu.. Namun mengurus surat keterangan selembar utk dibawa ke KUA di kecamatan yg datanya diketik dengan mesin ketik manual, dan ditandatangani seorang bapak lurah, ongkosnya 180 ribu rupiah. Sedikit berlebihan bukan? DI kantor itu hanya ada 1 mesin ketik, arsip2, beberapa kursi dan beberapa petugas kelurahan. What the hell they need the 180 ribu rupiah for? Listrik? paling kipas angin.. komputer aja ga punya..

Anyway.. sutralah ya..
Namun, di KUA kecamatan citeureup, masih diketik dengan mesin ketik manual, selembar kertas jg, ditandatangan bapak kepala juga.
Saya melihat sekitar.. kantor KUA kecamatan itu kecil. Hanya ada 3 ruang kantor, 1 ruang meeting, dan 1 ruang tamu tmpt melayani masyarakat. Dari semua kantor itu, hanya ada 1 mesin tik manual!! BAyangkan, di era yg canggih teknologi ini, bahkan mesin tik pun hanya ada 1. Ketika saya datang, mereka sedang memasang tivi baru dan 1 set komputer baru. Ingin membantu tapi geli sendiri jg. Beli kabel power kok ya pendek bgt, dan maksa mo ditempel di tembok. Terus mo pasang2 komputer kok ya kayanya susah bgt.
Ketika dia meminta 200 ribu dari saya, saya mengiyakan saja akhirnya. Udahlah, itung itung sedekah

Perbedaannya sama kantor KUA di daerah jakarta yg kemudian saya datangi ckp menyolok. Padahal tingkatannya sama2 kecamatan loh. KUA kampung makasar itu tegelnya bagus, ruangannya bnyk, bertingkat, ada ruang komputer, dan ada 3 komputer di dalamnya. Meski yg datang lebih bnyk, namun ruangan yg dipake ya itu2 aja.

Apa sih yg membuat perbedaan yg begitu mencolok pd suatu kantor KUA di tingkatan yg sama namun yg satu di ibukota yg satu di pinggiran? Seharusnya kan biaya operasional sama dong?
Apa sih sebenernya yg diberikan pemerintah pusat pada rakyatnya? Apa sih gunanya negara republik kita yg katanya semua penduduk Indonesia punya hak yg sama?
Saya justru di titik ini lebih setuju dijadikan negara serikat ajalah (pendapat pribadi ya, no offense). Jatoh ya jatoh sendiri, bangkit ya bangkit sendiri, tiap negara bagian punya kewajiban sendiri2 dalam mengurus dan mengatur negara bagiannya.

Saya paham betul mungkin tidak semudah itu dalam pelaksanaan, pasti ada faktor ini itu, pertimbangan ini itu. Namun saya tetap merasa didiskriminasi *loh?

KArena itu saya ikhlas memberikan 200 ribu saya kalo memang ada gunanya buat mereka. Jika memang digunakan utk kantor dan bukan dirinya sendiri saya ikhlas, wallahu alam lah soal itu.
Mungkin hingga suatu hari nanti sila ke 5 pancasila mulai terasa, saya harus selalu ikhlas memberi duit ini itu.

Wednesday, November 12, 2008

resesi lagi

Bener2 ya... Allah tu bisa melakukan apapun yg Dia inginkan di dunia ini. Kun fayakun..

Sapa sih yg bakal menyangka ekonomi Amerika kollaps separah itu? Sapa sih yg bisa menduga harga minyak bakal drop jadi dibwah 55usd per barrel setelah sebln sebelumnya sempet diatas 100usd per barrel?? Sapa sih yg bakal menduga kollapsnya ekonomi Amerika berarti keruntuhan negara2 kaya di dunia ini? Well people, brace yourself cos it is happening.

Ditengah2 kebingungan seperti ini, spekulasi dan analisis ekonomi beterbangan dimana2. Kaya "kiamat sugra" aja sih menurut gw. Smua orang berlari mencari tempat aman utk bernaung. Tapi klo udh kaya gini sebenernya susah jg. Smua mata uang ikut terjun bersama USD. Bahkan poundsterling pun bergeming bareng USD. Gmn rupiah hayo?

Klo analisis gw pribadi dan baca2 di koran, gw setuju ini resesi bakal sedikit lama. Perlu waktu buat menyehatkan ekonomi Amerika soalnya. 1-2 tahun kali ya. tergantung Obama jg sih tampaknya. Cm gw masih melihat Indonesia punya harapan. Ekonomi dalam negeri kita masih jalan. SOalnya di Indonesia ada produsen, konsumen, dan distributor. Gw justru khawatir sm Singapore. Impor pasti mule berkurang kan, otomatis perkembangan ekonomi bisa jd negatif. Skrg aja ktnya udh stagnan.

Efeknya? kemungkinan PHK bagi para foreigner rendahan atau kelas tinggi lebih besar. Yang logikanya klo diPHK bakal ngaruh bgt dlm mengurangi cost. Gw denger2 fenomena PHK alias ga perpanjang kontrak ini udh mule kliatan disini. Di indo jg di perusahaan2 gede udh mule beredar isu2 PHK.
Meski begitu, gw pikir ini waktu yg tepat bagi indonesia utk menggiatkan pasar dalam negeri. Makanya bnyk iklan2 di koran akir2 ini yg gencar blg, cintai produk bangsa sendiri. hahaha.. Kalo Indonesia sukses memanfaatkan waktu ini utk membangun bangsa sendiri gw yakin ntar pas negara2 raksasa itu mulai bangkit lagi kita ga seterpuruk itu.

Nah buat gw, gw jg nyari aman dong.. Skrg lg pikir2 mau bli mata uang apa. Just in case nanti Singapore jatoh gara2 impor ga jln dan ekonomi cm berjalan utk menghidupi negaranya sendiri. Mesti pny backup plan doong...

Worries

A friend of mine says life is a choice. How you want to plan it, how you want to live it. Every person has their own considerations, goals, and principals of life. No matter where your choices might lead you that is your choice.

Sometimes I wonder whether I made the right choice or not. For people seem to be making a different choice compared to mine. For they seem to have a different perspectives of life. As in an exam in your school, if you alone have a different answer, you could be the only one with the correct answer or otherwise. As it is with the world, it has a general rule and a general thinking of something. Being different means accepting it as a challenge to make something extraordinary out of the unusual.

Sometimes I thought I have perfect solid reasons for everything that I do. But then again, reasons are never unquestionable.. I think I just got to be strong and tell them that it is a choice that I made, and not theirs.

There are two things that I hold on dearly. Fate and Time. Life circles around fate, so why worry? and Time is there for you to use.. why rush it?

Ketika saya..

Minggu lalu jg saya berkunjung ke sanatorium dharmawangsa menjenguk relasi saya yg dirawat disana. Sanatorium itu adalah tempat isolasi utk orang2 yg mengalami gangguan jiwa.. saya menolak menyebutnya rumah sakit jiwa, karena memang bukan. Mereka sebenernya sama seperti kita, hanya saja mungkin hidup mereka lebih keras dan mereka mengalami kesulitan menghadapinya.

Ayah saya bercerita, orang2 yg dirawat disitu bukanlah orang2 yg bodoh ato miskin ato terlantar. Mereka justru orang2 pintar. Ada yg pengacara, sarjana hukum, dll. Mengalami gangguan jiwa juga bukan berarti mereka tidak perlu disayangi, mereka justru sangat membutuhkan perhatian. Memasukkan mereka ke sanatorium bukan berarti menyerahkan mereka sepenuhnya utk diurus, namun utk memberi mereka kesempatan utk memulihkan diri.

Beberapa tahun yg lalu, saya jg pernah kemari, kasusnya wkt itu lebih berat. Ketika menjenguk sang relasi, ada seorang ibu2 yg mendatangi kami dan mengajak ngobrol. Beliau adalah teman sekamar sang relasi. Sekilasan beliau tampak normal, bercerita pun dengan nada yg sangat normal. Namun seiring dengan pembicaraan, terlihat bahwa orang itu memang berbeda. Dia berbicara rubbish.. Ngalor ngidul ga jelas juntrungannya. Saya ingat ketika itu beliau tiba2 menangis sewaktu mengatakan, "relasi anda ini sangat beruntung, masih bnyk keluarganya yg menjenguk, saya udah berbulan2 ditelantarkan keluarga saya, ga pernah dijenguk, saya dibuang. Bukan cm saya, di tmpt ini bnyk yg nasibnya seperti saya". Saya kurang tahu apakah ibu ini berlebihan atau tidak. Karena orang2 seperti ini terkadang terlalu sedih, berpikir yg tidak2 bahkan negatif. Namun saya percaya orang2 seperti ini punya perasaan, mereka blm hilang akal dan masih pny rasa.

Saya terkadang merasa malu karena saya masih merasa takut dan defensif menghadapi orang2 ini. Padahal saya berharap orang2 memperlakukan relasi saya seperti manusia biasa yg sedikit berbeda. Namun sepertinya itu reaksi yg amat sangat manusiawi. Kita takut menghadapi segala sesuatu yg berbeda. Semua yg tampak "alien" atau tidak normal kita jauhi. Kembali pada pola pikir manusia itu sendiri, semakin luas wawasannya, semakin mudah menerima perbedaan. Semakin sempit wawasannya semakin sempit pula dunianya.
Namun begitu, semakin luas wawasan, semakin sulit menerima kenyataan bahwa ada orang2 yg berpikiran sempit. Kalo kata omnya spiderman (apaan sih?) "with great power, comes great responsibility", with great knowledge, comes great responsibility. Menurut saya, semakin bijaksana seseorang, semakin luas wawasannya, semakin besar kewajibannya utk ikhlas dan bijaksana dalam segala hal. Termasuk menghadapi orang2 ini. Seperti kata rasul yg saya ga inget jg sih persisnya gmn, tp versi gw mah ya, ngapain sih kesel sm orang2 bodoh ato sesat? Mereka begitu karena mereka tidak tahu. Justru mereka patut dikasihani..

Jadi teman, orang yg bijaksana itu adalah orang yg mampu melihat sisi lain dari segala hal. Kalo kata saya sih, sekali2 mesti keluar dari kotak utk bisa melihat segala sesuatu secara utuh. Jangan jd org yg picik yg selalu merasa benar di dlm kotak.

1st september 2008